Rate This
Quantcast
1 HR SHOHIH BUKHORI 1.1 BAB 1.1.1 6074. Rasulullah Shalallahu alaihi wasalam Tersihir 6074. Dari `Aisyah ra. Sesungguhnya Rasulullah saw. disihir, sehingga terbayang bahwa beliau melakukan sesuatu, padahal beliau tidak melakukannya. Dan sesungguhnya beliau berdo`a kepadaTuhannya, lalu bertanya: “Tahukah kamu bahwa Allah telah memberikan fatwa kepadaku tentang sesuatu yang aku telah memohon fatwa kepada-Nya”. Lalu `Aisyah berkata: “Apakah itu, wahai Rasulullah?”. Beliau menjawab: “Telah datang kepadaku dua orang lelaki, lalu salah seorang dari keduanya duduk di dekat kepalaku dan yang lainnya di dekat kedua kakiku. Salah seorang dari keduanya bertanya kepada temannya: “Sakit apakah lelaki ini?”. Ia menjawab: “Disihir”. Ia bertanya: “Siapakah yang menyihirnya?”. Ia menjawab: “Labid bin A`sham”. Ia bertanya: “Pada apakah?”. Ia menjawab: “Pada sisir, rambut yang rontok pada sisir dan seludang mayang kurma”. Ia bertanya: “Dimanakah itu?”. Ia menjawab: “Di Dzarwan”. Dzarwan ialah sebuah sumur di kabilah Bani Zuraiq. `Aisyah berkata: “Lalu Rasulullah saw. datang ke sumur itu, kemudian beliau kembali kepada `Aisyah dan bersabda: “Sungguh airnya bagaikan rendaman inai dan pohonnya bagaikan beberapa kepala syaitan”. `Aisyah berkata: “Rasulullah saw. datang dan bercerita kepadanya tentang sumur, maka saya (`Aisyah) berkata: “Wahai Rasulullah, hendaklah engkau mengeluarkannya!”. Beliau menjawab: “Adapun saya telah disembuhkan oleh Allah dan saya tidak suka membangkitkan kejahatan atas manusia”. (HR: Bukhari) 1.1.2 6495. Hukum Rajam Zina dan Pembaitan Abu Bakar radhiallahu ’anhu 6495. Dari Ibnu Abbas katanya: “Adalah saya membacakan beberapa orang lelaki dari Muhajirin di antaranya adalah Abdurrahman bin Auf. Ketika kami sedang berada di rumahnya di Mina dan ia di sisi Umar bin Khoththob merupakan haji terakhir yang ia jalani, tiba-tiba Abdurrahman kembali kepadaku seraya berkata: “Apa pendapatmu jika engkau melihat seorang lelaki yang mendatangi Amirul mu`minin pada hari ini sambil berkata: “Andaikata Umar benar-benar telah mati, tentulah saya membai`at Si Fulan, demi Allah tidaklah pembai`atan Abu Bakar kecuali keliru, lalu sempurna”. Umar bin Khoththob lalu marah, kemudian berkata: “Sesungguhnya saya insya Allah akan berdiri nanti sore memberi peringatan kepada orang-orang yang marah dengan urusan mereka. Abdurrahman berkata: “Wahai Amirul mu`minin, janganlah kamu lakukan , karena sesungguhnya musim haji ini benar-benar telah membuat mogoknya rakyat jelata dan orang-orang jembel, karena sesungguhnya merekalah yang sedang berkuasa (menang) di dekatmu ketika engkau berdiri di tengah-tengah orang banyak. Dan saya takut jika kamu berdiri lalu engkau mengatakan suatu ucapan yang akan difahami oleh setiap orang yang melakukan pengamatan dan mereka tidak bisa menangkapnya dan tidak bisa meletakkan pada proporsinya, oleh karena itu bersabarlah hingga datang ke Madinah. Karena sesungguhnya ia adalah Negri Hijrah dan As Sunah, sehingga engkau bisa menang (murni) dengan ahli fiqih dan orang-orang yang mulia. Engkau bisa mengucapkan apa yang kamu ucapkan secara mantap, sehingga bisa diterima (diserap) pendapatmu oleh ahli ilmu dan mereka meletakkannya pada proporsinya”. Umar lalu berkata: “Ingat, demi Allah, saya akan melakukan dengan sungguh-sungguh dengan hal itu pada pertama kali kesempatan yang saya lakukan di Madinah”. Ibnu Abbas berkata: “kami lalu datang ke Madinah sesudah Dzul HIjjah. Maka ketika datang hari Jum`at, maka kami berangkat lebih awal tetkala Matahari telah condong sehingga saya bertemu dengan Sa`id bin Zaid bin Amer bin Nufail dalam keadaan duduk di tiang mimbar. Saya lalu duduk di sampingnya di mana lututku menyentuh lututnya. Maka tak lama kemudian keluarlah Umar bin Khoththob, maka ketika saya melihatnya menghadap (ke arah kami), maka saya berkata kepada Sa`id bin Zaid bin Amer bin Nufail: “Hendaklah dia benar-benar mengatakan besok sore suatu ucapan (kata-kata) yang belum pernah ia ucapkan sejak dia diangkat sebagai Kholifah”. Ia lalu pura-pura tidak kenal denganku sambil berkata: “Hampir saja kamu mengatakan apa yang belum pernah kamu ucapkan sebelumnya”. Umar lantas duduk di atas mimbar. Maka ketika orang-orang yang beradzan diam, maka Umar berdiri lalu memuji kepada Allah dengan pujian yang sesuai bagi-Nya. Kemudian berkata: “Amma Ba`du, maka sesungguhnya saya berkata kepada kamu suatu perkataan yang telah ditakdirkan kepadaku untuk mengucapkannya, saya tidak tahu barangkali ia berada di antara ajalku. Maka barangsiapa yang mengambil dan menangkapnya, maka hendaklah ia menceritakannya di mana saja kendaraannya berhenti. Barangsiapa yang takut mengambilnya, maka saya tidak menghalalkan bagi seorangpun untuk berbuat bohong kepadaku. Sesungguhnya Allah mengutus Muhammad saw. dengan membawa perkara yang hak (benar) dan Allah telah menurunkan kepadanya Al Kitab. Dan adalah sebagian apa yang telah Allah turunkan kepadanya adalah ayat Rajam, lalu kami membacakannya dan kami mengambilnya serta menyerapnya. Rasulullah saw. telah melakukan hukum rajam, dan kamipun sudah melakukan hukum rajam itu sesudahnya. Jika ternyata masa ini menjadi lama bagi manusia, lalu ada seseorang yang berkata: “Demi Allah kami tidaklah menemukan ayat rajam dalam Kitab Allah, maka itulah yang saya takutkan, sehingga mereka tersesat sebab meninggalkan satu kefardluan yang telah Allah turunkan. Rajam dalam kitab Allah adalah perkara yang hak atas orang yang melakukan perzinaan jika ia muhshon, dan laki-laki maupun perempuan bila ternyata didukung oleh bukti-bukti yang kuat, atau memang didapatkan dalam keadaan mengandung atau melakukan pengakuan. Kemudian sesungguhnya Kami membaca sesuatu yang telah kami baca dari Kitab Allah agar kamu tidak berani dengan orang-orang tuamu. Ingat kemudian sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: “janganlah kamu membuat hal-hal yang baru terhadapku sebagaimana Isa bin Maryam telah diperlakukan seperti itu, dan katakanlah: (Muhammad) utusan dan Hamba Allah”. Kemudian sesungguhnya telah sampai kepadaku bahwa salah seorang di antara kamu berkata: “Demi Allah andaikata Umar meninggal dunia tentulah saya membai`at si Fulan, maka janganlah seseorang benar-benar terbujuk untuk mengatakan: “Sesungguhnya bai`atnya Abu Bakar hanyalah keliru dan sudah sempurna. Ingat sesungguhnya bai`at itu adalah demikian adanya, akan tetapi Allah benar-benar telah menjaga kejelekannya, sedangkan diantara kamu tidak terdapat seseorang yang dipotong lehernya seperti Abu Bakar. Barangsiapa yang membai`at seorang laki-laki tanpa melalui musyawarah dengan orang-orang Islam, maka ia tidaklah bisa dibai`at dan tidak pula orang yang membai`atnya terpedaya untuk dibunuh. Sesungguhnya telah sampai dari khabar kami tetkala Allah telah memanggil (mewafatkan) Nabi-Nya saw. kecuali bahwa orang-orang Ansor berbeda pendapat dengan kami dan mereka berkumpul dengan kerahasiaan mereka digedung pertemuan “Saqifah Bani Sa`idah”. Dan berbeda dengan kami Ali, Zubair dan pengikut-pengikutnya. Dan orang-orang Muhajirin berkumpul kepada Abu Bakar, lalu saya berkata kepada Abu Bakar: “Wahai Abu Bakar, berangkatlah bersama kami kepada saudara-saudara kami yaitu mereka orang-orang Ansor, keduanya lalu berkata: “Jangan wajib atas kamu untuk tidak mendekat kepada mereka. Putuskanlah urusan kamu”. Saya berkata: “Demi Allah, kami sungguh akan mendatangi mereka”. kami lalu berangkat, sehingga kami mendatangi mereka di “Saqifah Bani Sa`idah”. Namun tiba-tiba ada seorang laki-laki yang berselimut berada di tengah-tengah mereka. Saya bertanya: Siapa orang ini? Mereka menjawab: “Ini adalah Sa`ad bin Ubadah”. Saya lalu bertanya: “Mengapa dengannya?”. Mereka menjawab: “Ia sedang sakit panas (demam). Maka ketika kami sedang duduk sebentar, maka khotib mereka membaca tasyahhud, lalu memberi pujian kepada Allah dengan pujian yang sesuai dengan-Nya, kemudian berkata: “Amma Ba`du, Kita adalah Penolong-penolong Allah dan sekaligus pasukan Islam dan kamu wahai golongan Muhajirin adalah satu kelompok yang telah merayap dengan lambat dari kaummu, namun tiba-tiba mereka ingin mengasingkan kami dari asal-usul kami dan akan menjauhkan kami dari urusan. Maka ketika ia telah diam, saya hendak berbicara dan saya benar-benar telah memperbaiki satu makalah yang saya kagumi dimana saya ingin mengemukakan (mengutarakan) di depan Abu Bakar dan adalah saya mengelilingi sebagian batas darinya. Maka ketika saya hendak berbicara, Abu Bakar berkata: “Berhati-hatilah, sehingga saya enggan untuk membuatnya marah. Maka Abu Bakar berkata dan ia lebih lapang dada daripada aku dan lebih disegani. Demi Allah ia tidaklah meninggalkan sepatah katapun yang saya kagumi dalam persiapanku yang baik kecuali beliau berkata dalam keindahan katanya seperti yang telah kurencanakan atau bahkan lebih baik (hebat), sampai beliau berhenti (diam). Abu Bakar lalu berkata: “Apa yang kamu ingat dari kebaikan yang ada pada kamu, maka kamulah yang lebih ahli. Dan tidaklah perkara ini dikenal kecuali oleh orang yang masih hidup ini dari suku Quraisy. Mereka adalah bangsa Arab yang paling tengah-tengah nasab dan marganya. Dan saya benar-benar telah rela (untuk menjadi pimpinan) kamu salah seorang dari dua lelaki ini. Oleh karena itu bai`atlah di antara mereka berdua mana yang kamu kehendaki. Lantas Abu Bakar memegang tanganku dan tangan Abu Ubaidah bin Al Jarrah di mana ia duduk di tengah-tengah kami. Saya tidaklah benci dengan apa yang ia ucapkan selain kata-kata itu. Demi Allah saya berani diajukan kemudian leherku ditebas tidaklah hal itu mendekatkanku dari dosa yang lebih aku cintai daripada saya harus memimpin kaum yang didalamnya terdapat Abu Bakar. Kecuali jika diriku sudah terbujuk oleh sesuatu menjelang mati yang tidak saya temukan sekarang”. lantas ada seseorang yang berkata dari orang Ansor: “Akulah sebagai tempat berlindung, di antara kamu memiliki pemimpin tersendiri dan dari kami juga mempunyai pemimpin sendiri hai Golongan Quraisy. Sehingga banyak terjadi kegaduhan dan suaranya menjadi keras. Sehingga saya keluar dari perselisihan itu. Saya lalu berkata: “Bukalah tanganmu hai Abu Bakar, lalu Abu Bakar membuka tangannya selanjutnya saya membai`atnya dan orang-orang Muhajirin ikut membai`at, kemudian orang-orang Ansor juga ikut membai`at”. Kami melompat kepada Sa`ad bin Ubadah. lantas ada seorang yang berkata: “Kamu membunuh Sa`ad bin Ubadah? Saya menjawab: Allah membunuh Sa`ad bin Ubadah. Umar berkata: “Sesungguhnya kami demi Allah, kami tidaklah menemukan sesuatu yang ada dari urusan yang lebih kuat dari pembai`atan Abu Bakar. kami takut jika kami berpisah dengan kaum sedangkan di situ tidak terjadi bai`at, mereka akan membai`at seorang lelaki di antara mereka sesudah kami. Barangkali kami membai`at mereka atas sesuatu yang tidak kami ridloi, dan barangkali kami berbeda pendapat dengan mereka sehingga terjadilah kerusakan. Barangsiapa yang membai`at seorang lelaki tanpa menggunakan musyawarah dari orang-orang Islam, maka ia tidak boleh diikuti, dan tidak pula perkara yang telah ia bai`atkan karena dikhawatirkan membahayakan. Allah Ta`ala berfirman: “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralat tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari Akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman. Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki yang musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas orang-orang mu`minin”. (An Nuur:2-3). (HR: Bukhari) 1.2 BAB ZIKIR dan DOA 1.2.1 6042. Sahabat menanyakan cara bersalawat 6042. Dari Abdurrahman bin Abi Laila ra., ia berkata: “Ka`b bin `Ujrah pernah bertemu denganku, lalu ia berkata: “Tidakkah aku memberikan hadiah kepadamu?, sesungguhnya Nabi saw. datang kepada kami, lalu kami bertanya: “Wahai Rasulullah, kami tahu bagaimana cara kami mengucapkan salam kepadamu, lalu bagaimanakah cara kami mengucapkan sholawat kepadamu?”. beliau bersabda: “Maka ucapkanlah ” “Wahai Allah, berikanlah berkah dan rahmat kepada Muhammad saw. dan keluarga Muhammad saw. sebagaimana Engkau memberikan berkah dan rahmat kepada keluarga Ibrahim as., sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Pemurah. Wahai Allah, berikanlah berkah kepada Muhammad saw. dan keluarga Muhammad saw. sebagaimana Engkau memberikan berkah kepada keluarga Ibrahim as., sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Pemurah” “. (HR: Bukhari) 1.2.2 6043. Sahabat menanyakan cara bersalawat 6043. Dari Abu Sa`id Al Khudriy ra., ia berkata: “Kami pernah bertanya: “Wahai Rasulullah, ini adalah ucapan salam kepadamu, maka bagaimana cara kami mengucapkan sholawat kepadamu?”. Beliau bersabda: “Ucapkanlah ” “Wahai Allah, berikanlah berkah dan rahmat kepada Muhammad saw., yaitu hamba dan utusan-Mu sebagaimana Engkau memberikan berkah dan rahmat kepada Ibrahim as., dan berkah kepada Muhammad saw.dan keluarga Muhammad saw. sebagaimana Engkau memberikan berkah kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim as.” “. (HR: Bukhari) 1.2.3 6045. Sahabat menanyakan cara bersalawat 6045. Dari Abu Humaid Assa`idiy ra., ia bercerita bahwa para sahabat berkata: “Wahai Rasulullah saw. bagaimanakah cara kami mengucapkan sholawat kepadamu?”. Beliau bersabda: “Ucapkanlah ” “Wahai Allah, berikanlah berkah dan rahmat kepada Muhammad saw., para isteri dan anak cucu beliau sebagaimana Engkau memberikan berkah dan rahmat kepada keluarga Ibrahim as. Berikanlah berkah kepada Muhammad saw., para isteri dan anak cucu beliau sebagaimana Engkau memberikan berkah kepada keluarga Ibrahim as., sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Pemurah” “. (HR: Bukhari) 1.3 BAB SURGA dan NERAKA 1.3.1 1442. Rasulullah saw Melihat Bidadari dan Istana Umar ra di dalam mimpi Dari Abu Hurairah ra: Ketika kami berada di dekat Rasulullah saw, beliau bersabda: ‘ketika saya sdg tidur, saya melihat diri saya dalam surga. Tiba-tiba ada seorang perempuan sedang mandi di sebelah sbuah istana. Lalu saya bertanya: ‘kepunyaan siapakah istana ini?’ jawabnya: ‘kepunyaan Umar bin Khattab’. Saya ingat akan cemburunya, lalu saya pergi mmbelakang. Umar lalu menangis, sambil berkata:’Wahai Rasulullah masa saya cemburu kepadamu?’ HR. Shahih Bukhari no. 1442 1.3.2 1452. Siksa Bagi Orang yang Menasehati tapi Tidak Melaksanakannya Dari Usamah ra, katanya: saya mendngar Rasulullah saw bersabda:Ada seorang laki-laki dihadapkan pada hari kiamat,lalu dicmpakkan ke dlm neraka,maka keluarlah ususnya,kemudian ia berputar-putar sbgmana keledai berputar-putar di sekitar gilingan. Isi neraka lalu berkumpul di kelilingnya sambil berkata, wahai fulan, bgmana keadaan engkau? Bukankah engkau pernah menyuruh kami berbuat baik dan melarang kami berbuat jahat? Jawab orang itu: saya pernah menyuruh kamu berbuat baik tetapi saya sndiri tiada mengerjakannya. Saya pernah mencegah kamu berbuat jahat, tetapi saya sendiri mengerjakannya. HR.Shohih Bukhori no. 1452 1.3.3 1468. Ruh Bagaikan Tentara yang Berbaris Dari Aisyah ra katanya: saya mendengar Nabi saw berkata: ruh (jiwa) itu bagaikan tentara yang berbaris. Mana yg bersesuaian berdampinganlah dia dan mana yang bertentangan berjauhanlah ia. HR.Shahih Bukhari no. 1468 1.3.4 1467. Wanita dari Tulang Rusuk Yang Bengkok Dari Abu Hurairah ra, katanya: Rasulullah saw bersabda: ajarilah wanita itu dg cara sebaik-baiknya,karena sesungguhnya perempuan itu dijadikan dari tulang rusuk. Dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang di atas sekali. Jika engkau paksa meluruskannya, niscaya patah, dan jika engkau biarkan saja, niscaya tetat bengkok. Sebab itu nasehatilah perempuan itu dg cara sebaik-baiknya. HR Shohih Bukhori 1467 1.4 BAB BERLINDUNG DARI SYETAN 1.4.1 1453. Berhentilah Memikirkan Siapa Yang Menjadikan Tuhan Hadist Shahih Bukhori no. 1453 Bab Berlindung dari Setan Dari Abu Hurairah ra, katanya: ” Rasulullah saw bersabda, ” Setan akan datang kepada seorang dari kamu lalu berkata: “Siapa yang menjadikan ini? Siapa yang menjadikan itu?” sampai ia berkata: “Siapa yang menjadikan Tuhanmu”. Apabila sampai pada pertanyaan demikian, hendaklah orang itu memohon perlindungan kepada Tuhannya dan hendaklah berhenti memikirkannya.” 1.4.2 1465. Seorang Yahudi yang Masuk Islam dicela Kaumnya Hadist Shohih Bukhori no. 1465 dari Bab Berlindung dari Syetan Dari Anas ra, katanya, “ Ketika sampai kepada Abdullah bin Salam kabar kedatangan Rasulullah saw ke Madinah, ia pun datang menghadap beliau, lalu berkata,” Saya hendak bertanya kepada Anda tentang tiga perkara, tidak ada yang mengetahuinya melainkan Nabi. Apakah permulaan tanda kiamat? Apakah permulaan makanan yang dimakan oleh penghuni surga? Apa sebabnya anak menyerupai ayahnya dan apa sebabnya menyerupai ibunya?” Rasululalh saw bersabda,” Baru sebentar ini Jibril mengabarkan semua itu kepada saya”. Kata Anas: Abdullah berkata, “ Jibril itu ialah musuh orang Yahudi”. Rasulullah saw bersabda, “Adapun permulaan tanda kiamat, ialah api yang mengumpulkan manusia dari timur ke barat. Adapun permulaan makanan yang dimakan isi surga, ialah tambahan hati dari ikan besar. Dan adapun perumpamaan anak, bahwa seorang laki-laki bila bersetubuh dengan perempuannya, jika airnya mendahului air istrinya, anak itu serupa dengan bapaknya. Jika dahulu air perempuan, anak itu serupa dengan dia (ibunya).” Abdullah berkata,” Saya mengakui bahwa sesungguhnya orang Yahudi itu kaum pendusta. Jika mereka tahu saya masuk Islam sebelum Anda menanyakan kepada mereka, niscaya mereka akan menuduh saya pendusta di dekat tuan.” Kemudian orang-orang Yahudi datang dan Abdullah masuk ke dalam rumah. Rasulullah saw bertanya,”Bagaimanakah keadaan Abdullah bin Salam dalam lingkungan kamu?” Mereka menjawab,” Ia seorang yang amat pandai dan anak orang yang amat pandai di antara kami. Ia seorang yang paling baik dan anak orang yang palik baik diantara kami.” Rasulullah saw bertanya,” Bagaimanakah pendapat kamu jika Abdullah memeluk agama Islam?” Kata mereka,” Dilindungi (dijauhkan) Tuhan kiranya ia dari hal yang demikia!” Maka keluarlah Abdullah kepada mereka, lalu berkata,” Saya mengakui, bahwa tiada Tuhan (ilah) melainkan Allah, dan saya mengakui bahwa sesungguhnya Muhammad Pesuruh Allah”. Orang-orang Yahudi lalu berkata,” Dialah orang yang paling jahat dan anak orang yang paling jahat diantara kami”. Mereka pun mencelanya bersama. 2 HR SHOHIH MUSLIM 2.1 BAB JIHAD 2.1.1 1786. Tidak Boleh Ikut Jihad Kecuali Masuk Islam Dulu Dari ’Aisyah ra, istri Nabi saw katanya,”Ketika Rasulullah saw pergi ke Badar, maka tatkala beliau sampai di Harratil Wabarah, beliau ditemui oleh seorang laki-laki yang terkenal gagah berani. Para sahabat Rasulullah saw merasa gembira ketika melihat kedatangannya. Dia berkata kepada Rasulullah saw, ”Aku sengaja mengikuti Anda, karena ingin berperang di pihak Anda dan bersama-sama dengan Anda.” Tanya Rasulullah saw, ”Apakah Anda sudah beriman dengan Allah dan Rasul-Nya?” Jawab orang itu, ”Tidak!” Sabda Rasulullah saw, ”Kambalilah Anda! Aku sekali-kali tidak membutuhkan pertolongan orang musyrik.” Kata ’Aisyah, ”Maka pergilah orang itu.” Tetapi setelah kami sampai dekat sebatang pohon, orang itu datang kembali menemui Rasulullah saw, lalu dia berkata pula seperti semula. Maka bertanya pula Rasulullah saw kepadanya seperti semula. Sabda beliau, ”Pergilah Anda! Aku sekali-kali tidak membutuhkan pertolongan orang musyrik.” Maka pergilah dia. Kemudian, tatkala kami sampai di Baida’, dia datang kembali. Rasulullah saw bertanya pula kepadanya seperti semula, ”Apakah anda sudah beriman dengan Allah dan Rasul-Nya?” Jawab orang itu, ”Ya, aku beriman!” Maka sabda Rasulullah saw, ”Mari, Teruslah jalan!” 3 HR TIRMIDZI 3.1 BAB KITABU SHIFATIL QIYAMAH 3.1.1 2440. Pena Telah Diangkat dan Lembaran Telah Kering Ibnu Abbas ra: Rasulullah saw mengatakan kepadanya: ”Hai anak muda, sesungguhnya aku akan memberimu beberapa pelajaran, yaitu: peliharalah Allah, niscaya Dia akan balas memeliharamu; Peliharalah Allah, niscaya kamu akan menjumpai-Nya di hadapanmu; jika kamu meminta, mintalah kepada Allah; dan jika kamu memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah. Ketahuilah, sesungguhnya andaikata seluruh umat bersatu-padu untuk memeberi suatu manfaat kepadamu, niscaya mereka tidak akan dapat memberikannya kepadamu, kecuali Allah telah menetapkannya atasmu. Dan andaikata mereka bersatu-padu untuk menimpakan suatu bahaya kepadamu, niscaya mereka tidak akan dapat membahayakanmu, kecuali sesuatu yang telah Allah menetapkannya atasmu. Qolam (pena) telah diangkat dan lembaran catatan telah mengering. (HR. Tirmidzi, Kitabu Shifatil Qiyamah 2440, dan Ahmad, Musnad Bani Hasyim 2537) 4 IBNU HAJAR 4.1 BULUGHUL MAHRAM 4.1.1 Mengucapkan Basmallah Ketika Mulai Wudhu Dari Abi Hurarah ra. Ia berkata: telah bersabda Rasulullah saw: tidak wudlu bg orang yg tidak menyebut nama Allah padanya. Dikeluarkan oleh Ahmad dan Abu Dawud dan Ibnu Majah dg isnad yg lemah. Dan bg Tirmidzi dari Said bin Zaid dan Abi Said seperti itu juga. Berkata Ahmad: tidak tsabit sesuatu pada Hadist tsb. Ket: kata Ahli Hadist, ada banyak riwayat tentang membca basmalah pada permulaan wudlu, walaupun masing-masing lemah, tetapi lantaran saling menguatkan yg lain-nya,maka kita percya bhwa Nabi saw ada membaca basmallah di permulaan wudlu. ref: Bulughul Mahran terjemah, Ibnu Hajar Al-’Asqolani Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasalam bersabda ” Sesungguhnya Allah tidak memandang pada jasad2 dan rupa2 kamu, akan ttp dia memandang kepada hati dan amal kamu” (HR. Muslim – Shahih) Syarah: sy ambil dr riyadush shalihin, utk membantah syubhat, kt2 “yg penting hatinya”, keshalehan hati terpncr dr gerak fisik, baik ht mk baik pl prlaku jsd Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasalam bersabda, “Jika kamu melakukan jual beli scr kredit dgn tambahan harga, mengambil ekor2 sapi (riba) dan kamu merasa puas dgn tanamanmu serta kamu meninggalkan jihad, niscaya Allah akan menimpakan kehinaan padamu yg tdk akan di cabut hingga kamu kembali tunduk patuh pd agama kamu” (Jamiush Shaghir no. 423 – Shahih) Dari Abu Musa, ia berkata: Telah datang seorang laki2 pd Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasalam, lalu ia bertanya, “Seseorang yg berperang demi mendapatkan harta rampasan, dan seseorang yang berperang demi mengejar popularitas dan seseorang yang berperang guna menunjukkan kehebatannya, lalu siapakah yg dijalan Allah?” Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasalam menjawab, “Barangsiapa yg berperang utk menjadikan kalimat Allah yg tertinggi, maka itulah jihad di jalan Allah” (Muttafaq Alaih, Tirmidzi, Ibnu Majah – Shahih) Tidak boleh seseorg iri thd org lain kecuali dlm 2 hal; yg dberi pngertian ALQuran lalu ia gunakan sbg pdoman amalnya siang malam dan seorg yg d beri Allah kekayaan harta lalu ia membelanjakannnya siang malam utk sgala amal kbaikan (HR Bukhari-Muslim) 5 KUMPULAN HADIST BERDASARKAN TEMA 5.1 BAB AL QURAN 5.1.1 Jawaban Kaum Jin Ketika Dibacakan Surat Ar Rahman Dari Jabir radhiallahu ‘ahu, ia berkata, “Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salam pernah keluar menemui para sahabat dan membacakan surat Ar Rahman kepada mereka dari awal sampai akhir, sementara merekah hanya diam. Lalu Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda,”Aku telah membacakan surat ini kepada kaum jin pada malam pertemuan dengan kaum jin. Ternyata mereka lebih bagus jawabannya daripada kalian. Setiap kali aku sampai pada firman-Nya: ’Fabi ayyi ala irobbikuma tukadzdziban (Maka nikmat Tuhan kalian yang manakah yang kalian dustakan?)’ Mereka berucap, ’La bi syaiin min ni’amika robbana nukadzdzib, falakal hamdu (Tidak ada satupun dari nikmat-Mu wahai Tuhan kami yang kami dustakan. Segala puji hanya bagi-Mu)’.” Shahih Tirmidzi 3291, Ash Shahiha 2150 5.2 BAB BERCANDA 5.2.1 Celaka Orang yang Bercanda tapi Dusta Celaka bagi orang-orang yang berbicara(mengabarkan) sedangkan dia dusta (dalam pembicaraannya) supaya suatu kaum tertawa maka celakalah bagi dia, celakalah bagi dia”.[Hadits Hasan, dikeluarkan oleh Hakim (I/46), Ahmad (V/3-5) dan At-Tirmidzi (2315)] Mengiringi hadits ini Syaikh Islam berkata,’Dan sungguh Ibnu Mas’ud berkata, Sesungguhnya dusta itu tidak benar baik sungguh-sungguh maupun bercanda. 5.2.2 Istana di Surga Bagi Yang Meninggalkan Debat dan Canda tapi Dusta Aku adalah penjamin sebuah istana di taman surga bagi siapa saja yang menghindari bertikaian (perdebatan) sekalipun ia benar; dan (penjamin) istana di tengah-tengah surga bagi siapa saja yang meninggalkan dusta sekalipun bercanda (HR. Abu Daud dan dinilai hasan oleh Al-Albani). 5.3 BAB MENIKAH 5.3.1 Wanita Terbuat dari Tulang Rusuk Yang Paling Bengkok Rasulullah shalallahu ’alaihi wa salam bersabda, ”Berbuat baiklah kepada kaum perempuan karena mereka diciptakan dari tulang rusuk yang paling bengkok. Tulang rusuk yang paling bengkok terletak pada bagian yang paling atas. Jika engkau keras meluruskannya, niscaya engkau akan mematahkannya, tetapi jika engkau biarkan, niscaya akan tetap bengkok.” HR Bukhori dan Muslim 5.3.2 Mendoakan anak agar dikasihi Allah dan orang lain Dari Abu Hurairah radhiallahu ’anhu katanya,” Pada suatu hari Nabi shalallahu ’alaihi wasalam keluar (rumah). Beliau tidak bicara kepadaku dan aku pun tidka bicara pula kepada beliau. Sampai di pasar Bani Qainuqa’, beliau duduk di halaman rumah Fatimah, lalu beliau bersabda,” Adakah anak kecil di situ? Adakah anak kecil di situ?” Fatimah menahannya sebentar, mungkin ia sedang memakaikan kalung atau memandikan anak itu. Tidak lama kemudian datanglah anak kecil itu dengan tergesa-gesa, lalu dipeluk dan diciumnya. Beliau berdo’a,” Wahai Allah! Kasihilah (Cintailah) ia dan Kasihilah (Cintailah) orang yang mengasihi (mencintai) nya.” Shahih Bukhari 1046 5.3.3 Larangan memberi bergelar dengan gelar Nabi Dari Anad bin Malik radhiallahu ’anhu, katanya,” Pada suatu waktu ketika Nabi shalallahu ’alaihi wasalam sedang berada di pasar, seorang laki-laki memanggil beliau, katanya,”Hai, Abu Qasim!” Nabi shalallahu ’alaihi wasalam melenggong kepadanya. Maka kata laki-laki tersebut,” Saya memanggil orang ini”. Sabda Nabi shalallahu ’alaihi wasalam,” Berilah nama dengan namaku, tetapi jangan kamu bergelar dengan gelarku.” Shahih Bukhari 1045 5.3.4 Hak-hak Suami dan Istri disampaikan pada Haji Wada’ Sulaiman bin Amr bin Al Ahwash, ia berkata,”Ayahku menceritakan kepada kami: Ia hadir pada haji wada’ bersama Rasulullah shalallahu ’alaihi wasalam. Beliau shalallahu ’alaihi wasalam memuji dan menyanjung Allah, lalu menyampaikan peringatan dan nasihat –perawi menyebutkan suatu kisah di dalam hadist ini- Rasulullah shalallahu ’alaihi wasalam bersabda,’Perhatikanlah! Berwasiatlah dengan kebaikan kepada kaum perempuan, karena kaum perempuan adalah tawanan yang berada di tangan kalian. Kalian tidak memilihi suatu (hak untuk berbuat) apapun darinya melainkan hanya itu, kecuali kalau mereka jelas-jelas melakukan perbuatan keji. Jika mereka melakukan perbuatan tercelah, maka jauhilah tempat tidurnya dan pukullah dengan pukulan yang tidak melukai. Jika mereka taat kepadamu, maka kalian jangan mencari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya kaum perempuan mempunyai hak kepada kalian dan kalian mempunyai hak kepada mereka. Hak-hak kalian kepada mereka adalah mereka tidak boleh mempersilahkan orang lain yang kalian benci tidur di tempat tidur kalian dan mereka tidak boleh memberi ijin kepada orang yang kalian benci untuk masuk ke dalam rumah kalian. Hak-hak mereka kepada kalian adalah kalian harus berbuat baik kepada mereka dalam masalah sandang dan pangan’.” Hasan Tirmidzi 1163, Ibnu Majah 1851 5.3.5 Seorang pezina tidak mempunyai hak terhadap anaknya Abu Hurairah, ia berkata,” Rasulullah shalallahu ’alaihi wa salam bersabda,’Anak itu untuk bapaknya, sedangkan bagi pezina tidak mempunyai hak terhadap anak tersebut.” Shahih Tirmidzi 1157, Muttafaq ’Alaih 5.3.6 Jika berhasrat pada seorang wanita segera datangi istri Jabir bin Abdullah, ia berkata,”Nabi shalallahu ’alaihi wa salam pernah melihat seorang perempuan, maka Nabi segera masuk ke rumah Zainab dan menunaikan hajatnya (berjimak dengannya). Kemudian beliau keluar dan bersabda,’Sesungguhnya kalau perempuan sedang menghadap, maka ia menghadap dalam bentuk syetan. Apabila seseorang di antaramu melihat perempuan yang menggugah hasratnya maka datangilah istrinya, karena yang ia punyai sama seperti yang dipunyai istrinya.” Shahih Tirmidzi 1158, Silisilah Ahadist Shahihah 235 5.3.7 Seandainya boleh, istri diperintahkan sujud kepada suami Abu Hurairah, dari Nabi shalallahu ’alaihi wasalam bersabda, ”Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk bersujud, maka aku akan memerintahkan seorang perempuan untuk sujud kepada suaminya.” Hasan Shahih Tirmidzi 1159, Ibnu Majah 1853 5.3.8 Kewajiban istri memenuhi hasrat suami Thalq bin Ali, ia berkata, ”Rasulullah shalallahu ’alaihi wasalam bersabda,’Jika seorang lelaki mengajak istrinya untuk memenuhi kebutuhannya (jima’) maka istrinya wajib memenuhi, meskipun ia sedang berada di dapur’.” Shahih Tirmidzi 1160, Al Misykah (3257), Silsilah Ahadist Shahihain (1202) 5.3.9 Mukmin terbaik adalah yang paling baik terhadap istri Abu Hurairah, ia berkata,” Rasulullah shalallahu ’alaihi wa salam bersabda,’Seorang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik budi pekertinya, dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya.’ Shahih Tirmidzi 1162, Silisilah Ahadist Shahihah 284 5.3.10 Cemburunya Allah ketika mukmin melakukan maksiat Abu Hurairah, dia berkata,”Sesungguhnya Allah mempunyai rasa cemburu. Orang Mukmin juga mempunyai rasa cemburu. Rasa cemburu Allah adalah ketika orang mukmin melakukan hal yang diharamkan oleh-Nya.” Shahih Tirmidzi 1168, Mutafaq ’alaih 5.3.11 Larangan berpergian 3 hari tanpa mahram Abu Sa’id, ia berkata,” Rasulullah shalallahu ’alaihi wasalam bersabda,” Seorang perempuan yang beriman kepada Allah dan hari akhir diharamkan berpergian lebih dari tiga hari, kecuali disertai ayahnya, saudaranya, suaminya, anaknya, atau orang yang ada hubungan mahram dengannya.” Shahih Tirmidzi 1169, Ibnu Majah 2898, Shahih Muslim, dan Shahih Bukhori 5.3.12 Larangan berpergian seharian tanpa mahram Abu Hurairah, ia mengatakan bahwa Rasulullah shalallahu ’alaihi wasalam bersabda, ”Janganlah seorang perempuan berpergian dalam masa satu hari satu malam, kecuali bersama mahramnya.” Shahih Tirmidzi 1170, Ibnu Majah (2899) dan Muttafaq ’alaih 5.3.13 Saudara Ipar adalah Maut (Kematian/Bahaya) Uqbah bin Amr, ia mengatakan bahwa Rasulullah shalallahu ’alaihi wasalam bersabda, ”Jauhilah oleh kalian masuk pada kaum perempuan.” Seorang lelalki dari kaum Anshor bertanya”Wahai Rasulullah! Bagaimana dengan saudara iparnya?” Rasulullah shalallahu ’alaihi wasalam bersabda,” Saudara ipar adalah kematian (bahaya sangat besar).: Shahih Tirmidzi 1171, Ghayatul Maram (181) dan Muttafaq ’alaih 5.3.14 Larangan masuk ke rumah perempuan yang suaminya sedang pergi Jabir radhiallahu ’anhu dari Nabi Shalallahu ’alaihi wa salam, beliau bersabda, ” Janganlah kalian masuk kepada perempuan-perempuan yang ditinggal pergi suaminya, karena sesungguhnya syetan mengalir pada diri kalian semua dengan mengikuti aliran darah.” Kami bertanya,” Termasuk engkau?” Nabi Shalallahu ’alaihi wa salam menjawab,”Termasuk aku, tetapi Allah menolongku, sehingga aku selamat.” Shahih Timidzi 1172, Shahih Abu Daud (2134, 1133), Takhrijus-Sirah 65 5.3.15 Syetan menghiasi perempuan ketika keluar Abdullah dari Nabi Shalallahu alaihi wa salam, beliau bersabda,” Perempuan adalah aurat. Ketika perempuan keluar, maka syetan menghiasinya (dalam pandangan laki-laki).” Shahih Tirmidzi 1173, Al Misykah 3109, Irwa’ Al Ghalil 273, Ta’liq ’Ala Ibnu Khuzaimah 1685 5.3.16 Bidadari mencela istri yang menyakiti suaminya Muadz bin Jabar radhiallahu ’anhu dari Nabi Shalallahu alaihi wa salam, beliau bersabda, ”Tidaklah seorang perempuan menyakiti suaminya di dunia melainkan istri bidadarinya (di surga nanti) akan berkata, ’Janganlah engkau menyakitinya. Semoga Allah membalasmu, karena sesungguhnya dia di sampingmu sebagai tamu yang sebentar lagi akan berpisah darimu dan akan datang kepadaku’.” Shahih Tirmidzi 1174, Ibnu Majah 2041 5.4 BAB SURGA 5.4.1 Ahli Surga Wajahnya Seperti Sinar Purnama Memiliki Dua Istri Dari Abu Sa’id, dari Nabi Shalallahu ’alaihi wa salam,” Sesungguhnya raut wajah rombongan pertama yang masuk surga pada hari Kiamat adalah seperti sinar rembulan pada malam bulan pertama. Sedangkan rombongan yang kedua seperti sebaik-sebaik bintang yang bercahaya di langit. Setiap lelaki dari mereka memiliki dua istri. Masing-masing istri itu memiliki tujuh puluh pakaian (persiapan), dan sumsum betisnya terlihat dari balik pakaiannya itu.” Shahih Tirmidzi 2535, Ash Shahihah 1736, Al Misykat 5635, At Ta’liq Ar Raghib 261 5.5 BAB NERAKA 5.5.1 Al Jahannamiyun Penghuni Surga dari Neraka Dari Imran bin Hushain, dari Nabi Shalallahu ’alaihi wa salam, beliau bersabda, ”Sungguh suatu kaum dari ummatku kelak akan keluar dari neraka dengan syafaatku. Mereka disebut sebagai ahli jahannam (Al Jahannamiyun).” Shahih Tirmidzi 2600, Ibnu Majjah 4315, Al Bukhari 5.5.2 Kulit Gusi dan Tempat Duduk Ahli Neraka Dari Abu Hurairah, dari Nabi Shalallahu ’alaihi wasalam,” Sesungguhnya tebal kulit orang kafir itu empat puluh dua hasta, gusinya seperti gunung Uhud dan tempat duduknya di neraka Jahannam seperti jarak antara Makkah dan Madinah.” Shahih Tirmidzi 2577, Al Misykah 56755, Ash Shahihah 1105, Azh Zhilal 610 5.5.3 Mayoritas Penghuni Surga dan Neraka Ibnu Abbas berkata, Rasulullah shalallahu ’alaihi wa salam bersabda,”Aku pernah menengok ke surga, aku melihat penghuni yang paling banyak adalah kaum fakir. Aku menengok ke neraka, aku melihat penguni terbanyaknya adalah kaum wanita.” Shahih Tirmidzi 2602, Muttafaq ’Alaih 5.5.4 Siksaan Yang Paling Ringan Bagi Ahli Neraka Dari An-Nu’man bin Basyir, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda,”Sesungguhnya siksaan paling ringan bagi ahli neraka pada hari Kiamat adalah seseorang yang pada lekuk kedua telapak kakinya terdapat dua bara, di mana otaknya mendidih karena bara itu.” Shahih Tirmidzi 2604, As Shahihah (1680), Muttafaq Alaih 5.5.5 Mayoritas Sifat Ahli Surga dan Ahli Neraka Haritsah bin Wahab Al Khuza’i berkata: Aku mendengar Nabi shalallahu ’alaihi wa salam bersabda ,” Maukah kalian aku beritahukan tentang ahli surga? Yaitu setiap orang yang lemah dan dipandang lemah (oleh orang lain). Jika ia bersumpah kepada Allah, maka niscaya dia melaksanakannya (sumpah itu). Maukah kalian aku beritahukan tentang ahli neraka? Yaitu setiap orang yang keras kepala, kasar, dan sombong.” Shahih Tirmidzi 2605, Ibnu Majah 4116, Muttafaq alaih