i
Rate This
1 HR SHOHIH BUKHORI
1.1 BAB
1.1.1 6074. Rasulullah Shalallahu alaihi wasalam Tersihir
6074. Dari `Aisyah ra. Sesungguhnya Rasulullah saw. disihir,
sehingga terbayang bahwa beliau melakukan sesuatu, padahal beliau tidak
melakukannya. Dan sesungguhnya beliau berdo`a kepadaTuhannya, lalu
bertanya: “Tahukah kamu bahwa Allah telah memberikan fatwa kepadaku
tentang sesuatu yang aku telah memohon fatwa kepada-Nya”. Lalu `Aisyah
berkata: “Apakah itu, wahai Rasulullah?”. Beliau menjawab: “Telah
datang kepadaku dua orang lelaki, lalu salah seorang dari keduanya
duduk di dekat kepalaku dan yang lainnya di dekat kedua kakiku. Salah
seorang dari keduanya bertanya kepada temannya: “Sakit apakah lelaki
ini?”. Ia menjawab: “Disihir”. Ia bertanya: “Siapakah yang
menyihirnya?”. Ia menjawab: “Labid bin A`sham”. Ia bertanya: “Pada
apakah?”. Ia menjawab: “Pada sisir, rambut yang rontok pada sisir dan
seludang mayang kurma”. Ia bertanya: “Dimanakah itu?”. Ia menjawab: “Di
Dzarwan”. Dzarwan ialah sebuah sumur di kabilah Bani Zuraiq. `Aisyah
berkata: “Lalu Rasulullah saw. datang ke sumur itu, kemudian beliau
kembali kepada `Aisyah dan bersabda: “Sungguh airnya bagaikan rendaman
inai dan pohonnya bagaikan beberapa kepala syaitan”. `Aisyah berkata:
“Rasulullah saw. datang dan bercerita kepadanya tentang sumur, maka
saya (`Aisyah) berkata: “Wahai Rasulullah, hendaklah engkau
mengeluarkannya!”. Beliau menjawab: “Adapun saya telah disembuhkan oleh
Allah dan saya tidak suka membangkitkan kejahatan atas manusia”.
(HR: Bukhari)
1.1.2 6495. Hukum Rajam Zina dan Pembaitan Abu Bakar radhiallahu ’anhu
6495. Dari Ibnu Abbas katanya: “Adalah saya membacakan beberapa
orang lelaki dari Muhajirin di antaranya adalah Abdurrahman bin Auf.
Ketika kami sedang berada di rumahnya di Mina dan ia di sisi Umar bin
Khoththob merupakan haji terakhir yang ia jalani, tiba-tiba Abdurrahman
kembali kepadaku seraya berkata: “Apa pendapatmu jika engkau melihat
seorang lelaki yang mendatangi Amirul mu`minin pada hari ini sambil
berkata: “Andaikata Umar benar-benar telah mati, tentulah saya
membai`at Si Fulan, demi Allah tidaklah pembai`atan Abu Bakar kecuali
keliru, lalu sempurna”. Umar bin Khoththob lalu marah, kemudian
berkata: “Sesungguhnya saya insya Allah akan berdiri nanti sore memberi
peringatan kepada orang-orang yang marah dengan urusan mereka.
Abdurrahman berkata: “Wahai Amirul mu`minin, janganlah kamu lakukan ,
karena sesungguhnya musim haji ini benar-benar telah membuat mogoknya
rakyat jelata dan orang-orang jembel, karena sesungguhnya merekalah
yang sedang berkuasa (menang) di dekatmu ketika engkau berdiri di
tengah-tengah orang banyak. Dan saya takut jika kamu berdiri lalu
engkau mengatakan suatu ucapan yang akan difahami oleh setiap orang
yang melakukan pengamatan dan mereka tidak bisa menangkapnya dan tidak
bisa meletakkan pada proporsinya, oleh karena itu bersabarlah hingga
datang ke Madinah. Karena sesungguhnya ia adalah Negri Hijrah dan As
Sunah, sehingga engkau bisa menang (murni) dengan ahli fiqih dan
orang-orang yang mulia. Engkau bisa mengucapkan apa yang kamu ucapkan
secara mantap, sehingga bisa diterima (diserap) pendapatmu oleh ahli
ilmu dan mereka meletakkannya pada proporsinya”. Umar lalu berkata:
“Ingat, demi Allah, saya akan melakukan dengan sungguh-sungguh dengan
hal itu pada pertama kali kesempatan yang saya lakukan di Madinah”.
Ibnu Abbas berkata: “kami lalu datang ke Madinah sesudah Dzul HIjjah.
Maka ketika datang hari Jum`at, maka kami berangkat lebih awal tetkala
Matahari telah condong sehingga saya bertemu dengan Sa`id bin Zaid bin
Amer bin Nufail dalam keadaan duduk di tiang mimbar. Saya lalu duduk di
sampingnya di mana lututku menyentuh lututnya. Maka tak lama kemudian
keluarlah Umar bin Khoththob, maka ketika saya melihatnya menghadap (ke
arah kami), maka saya berkata kepada Sa`id bin Zaid bin Amer bin
Nufail: “Hendaklah dia benar-benar mengatakan besok sore suatu ucapan
(kata-kata) yang belum pernah ia ucapkan sejak dia diangkat sebagai
Kholifah”. Ia lalu pura-pura tidak kenal denganku sambil berkata:
“Hampir saja kamu mengatakan apa yang belum pernah kamu ucapkan
sebelumnya”. Umar lantas duduk di atas mimbar. Maka ketika orang-orang
yang beradzan diam, maka Umar berdiri lalu memuji kepada Allah dengan
pujian yang sesuai bagi-Nya. Kemudian berkata: “Amma Ba`du, maka
sesungguhnya saya berkata kepada kamu suatu perkataan yang telah
ditakdirkan kepadaku untuk mengucapkannya, saya tidak tahu barangkali
ia berada di antara ajalku. Maka barangsiapa yang mengambil dan
menangkapnya, maka hendaklah ia menceritakannya di mana saja
kendaraannya berhenti. Barangsiapa yang takut mengambilnya, maka saya
tidak menghalalkan bagi seorangpun untuk berbuat bohong kepadaku.
Sesungguhnya Allah mengutus Muhammad saw. dengan membawa perkara yang
hak (benar) dan Allah telah menurunkan kepadanya Al Kitab. Dan adalah
sebagian apa yang telah Allah turunkan kepadanya adalah ayat Rajam,
lalu kami membacakannya dan kami mengambilnya serta menyerapnya.
Rasulullah saw. telah melakukan hukum rajam, dan kamipun sudah
melakukan hukum rajam itu sesudahnya. Jika ternyata masa ini menjadi
lama bagi manusia, lalu ada seseorang yang berkata: “Demi Allah kami
tidaklah menemukan ayat rajam dalam Kitab Allah, maka itulah yang saya
takutkan, sehingga mereka tersesat sebab meninggalkan satu kefardluan
yang telah Allah turunkan. Rajam dalam kitab Allah adalah perkara yang
hak atas orang yang melakukan perzinaan jika ia muhshon, dan laki-laki
maupun perempuan bila ternyata didukung oleh bukti-bukti yang kuat,
atau memang didapatkan dalam keadaan mengandung atau melakukan
pengakuan. Kemudian sesungguhnya Kami membaca sesuatu yang telah kami
baca dari Kitab Allah agar kamu tidak berani dengan orang-orang tuamu.
Ingat kemudian sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: “janganlah kamu
membuat hal-hal yang baru terhadapku sebagaimana Isa bin Maryam telah
diperlakukan seperti itu, dan katakanlah: (Muhammad) utusan dan Hamba
Allah”. Kemudian sesungguhnya telah sampai kepadaku bahwa salah seorang
di antara kamu berkata: “Demi Allah andaikata Umar meninggal dunia
tentulah saya membai`at si Fulan, maka janganlah seseorang benar-benar
terbujuk untuk mengatakan: “Sesungguhnya bai`atnya Abu Bakar hanyalah
keliru dan sudah sempurna. Ingat sesungguhnya bai`at itu adalah
demikian adanya, akan tetapi Allah benar-benar telah menjaga
kejelekannya, sedangkan diantara kamu tidak terdapat seseorang yang
dipotong lehernya seperti Abu Bakar. Barangsiapa yang membai`at seorang
laki-laki tanpa melalui musyawarah dengan orang-orang Islam, maka ia
tidaklah bisa dibai`at dan tidak pula orang yang membai`atnya terpedaya
untuk dibunuh. Sesungguhnya telah sampai dari khabar kami tetkala Allah
telah memanggil (mewafatkan) Nabi-Nya saw. kecuali bahwa orang-orang
Ansor berbeda pendapat dengan kami dan mereka berkumpul dengan
kerahasiaan mereka digedung pertemuan “Saqifah Bani Sa`idah”. Dan
berbeda dengan kami Ali, Zubair dan pengikut-pengikutnya. Dan
orang-orang Muhajirin berkumpul kepada Abu Bakar, lalu saya berkata
kepada Abu Bakar: “Wahai Abu Bakar, berangkatlah bersama kami kepada
saudara-saudara kami yaitu mereka orang-orang Ansor, keduanya lalu
berkata: “Jangan wajib atas kamu untuk tidak mendekat kepada mereka.
Putuskanlah urusan kamu”. Saya berkata: “Demi Allah, kami sungguh akan
mendatangi mereka”. kami lalu berangkat, sehingga kami mendatangi
mereka di “Saqifah Bani Sa`idah”. Namun tiba-tiba ada seorang laki-laki
yang berselimut berada di tengah-tengah mereka. Saya bertanya: Siapa
orang ini? Mereka menjawab: “Ini adalah Sa`ad bin Ubadah”. Saya lalu
bertanya: “Mengapa dengannya?”. Mereka menjawab: “Ia sedang sakit panas
(demam). Maka ketika kami sedang duduk sebentar, maka khotib mereka
membaca tasyahhud, lalu memberi pujian kepada Allah dengan pujian yang
sesuai dengan-Nya, kemudian berkata: “Amma Ba`du, Kita adalah
Penolong-penolong Allah dan sekaligus pasukan Islam dan kamu wahai
golongan Muhajirin adalah satu kelompok yang telah merayap dengan
lambat dari kaummu, namun tiba-tiba mereka ingin mengasingkan kami dari
asal-usul kami dan akan menjauhkan kami dari urusan. Maka ketika ia
telah diam, saya hendak berbicara dan saya benar-benar telah
memperbaiki satu makalah yang saya kagumi dimana saya ingin
mengemukakan (mengutarakan) di depan Abu Bakar dan adalah saya
mengelilingi sebagian batas darinya. Maka ketika saya hendak berbicara,
Abu Bakar berkata: “Berhati-hatilah, sehingga saya enggan untuk
membuatnya marah. Maka Abu Bakar berkata dan ia lebih lapang dada
daripada aku dan lebih disegani. Demi Allah ia tidaklah meninggalkan
sepatah katapun yang saya kagumi dalam persiapanku yang baik kecuali
beliau berkata dalam keindahan katanya seperti yang telah kurencanakan
atau bahkan lebih baik (hebat), sampai beliau berhenti (diam). Abu
Bakar lalu berkata: “Apa yang kamu ingat dari kebaikan yang ada pada
kamu, maka kamulah yang lebih ahli. Dan tidaklah perkara ini dikenal
kecuali oleh orang yang masih hidup ini dari suku Quraisy. Mereka
adalah bangsa Arab yang paling tengah-tengah nasab dan marganya. Dan
saya benar-benar telah rela (untuk menjadi pimpinan) kamu salah seorang
dari dua lelaki ini. Oleh karena itu bai`atlah di antara mereka berdua
mana yang kamu kehendaki. Lantas Abu Bakar memegang tanganku dan tangan
Abu Ubaidah bin Al Jarrah di mana ia duduk di tengah-tengah kami. Saya
tidaklah benci dengan apa yang ia ucapkan selain kata-kata itu. Demi
Allah saya berani diajukan kemudian leherku ditebas tidaklah hal itu
mendekatkanku dari dosa yang lebih aku cintai daripada saya harus
memimpin kaum yang didalamnya terdapat Abu Bakar. Kecuali jika diriku
sudah terbujuk oleh sesuatu menjelang mati yang tidak saya temukan
sekarang”. lantas ada seseorang yang berkata dari orang Ansor: “Akulah
sebagai tempat berlindung, di antara kamu memiliki pemimpin tersendiri
dan dari kami juga mempunyai pemimpin sendiri hai Golongan Quraisy.
Sehingga banyak terjadi kegaduhan dan suaranya menjadi keras. Sehingga
saya keluar dari perselisihan itu. Saya lalu berkata: “Bukalah tanganmu
hai Abu Bakar, lalu Abu Bakar membuka tangannya selanjutnya saya
membai`atnya dan orang-orang Muhajirin ikut membai`at, kemudian
orang-orang Ansor juga ikut membai`at”. Kami melompat kepada Sa`ad bin
Ubadah. lantas ada seorang yang berkata: “Kamu membunuh Sa`ad bin
Ubadah? Saya menjawab: Allah membunuh Sa`ad bin Ubadah. Umar berkata:
“Sesungguhnya kami demi Allah, kami tidaklah menemukan sesuatu yang ada
dari urusan yang lebih kuat dari pembai`atan Abu Bakar. kami takut jika
kami berpisah dengan kaum sedangkan di situ tidak terjadi bai`at,
mereka akan membai`at seorang lelaki di antara mereka sesudah kami.
Barangkali kami membai`at mereka atas sesuatu yang tidak kami ridloi,
dan barangkali kami berbeda pendapat dengan mereka sehingga terjadilah
kerusakan. Barangsiapa yang membai`at seorang lelaki tanpa menggunakan
musyawarah dari orang-orang Islam, maka ia tidak boleh diikuti, dan
tidak pula perkara yang telah ia bai`atkan karena dikhawatirkan
membahayakan. Allah Ta`ala berfirman: “Perempuan yang berzina dan
laki-laki yang berzina, maka deralat tiap-tiap seorang dari keduanya
seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah
kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah,
dan hari Akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan
oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman. Laki-laki yang berzina
tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang
musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh
laki-laki yang berzina atau laki-laki yang musyrik, dan yang demikian
itu diharamkan atas orang-orang mu`minin”. (An Nuur:2-3).
(HR: Bukhari)
1.2 BAB ZIKIR dan DOA
1.2.1 6042. Sahabat menanyakan cara bersalawat
6042. Dari Abdurrahman bin Abi Laila ra., ia berkata: “Ka`b bin
`Ujrah pernah bertemu denganku, lalu ia berkata: “Tidakkah aku
memberikan hadiah kepadamu?, sesungguhnya Nabi saw. datang kepada kami,
lalu kami bertanya: “Wahai Rasulullah, kami tahu bagaimana cara kami
mengucapkan salam kepadamu, lalu bagaimanakah cara kami mengucapkan
sholawat kepadamu?”. beliau bersabda: “Maka ucapkanlah ” “Wahai Allah,
berikanlah berkah dan rahmat kepada Muhammad saw. dan keluarga Muhammad
saw. sebagaimana Engkau memberikan berkah dan rahmat kepada keluarga
Ibrahim as., sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Pemurah. Wahai
Allah, berikanlah berkah kepada Muhammad saw. dan keluarga Muhammad
saw. sebagaimana Engkau memberikan berkah kepada keluarga Ibrahim as.,
sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Pemurah” “.
(HR: Bukhari)
1.2.2 6043. Sahabat menanyakan cara bersalawat
6043. Dari Abu Sa`id Al Khudriy ra., ia berkata: “Kami pernah
bertanya: “Wahai Rasulullah, ini adalah ucapan salam kepadamu, maka
bagaimana cara kami mengucapkan sholawat kepadamu?”. Beliau bersabda:
“Ucapkanlah ” “Wahai Allah, berikanlah berkah dan rahmat kepada
Muhammad saw., yaitu hamba dan utusan-Mu sebagaimana Engkau memberikan
berkah dan rahmat kepada Ibrahim as., dan berkah kepada Muhammad
saw.dan keluarga Muhammad saw. sebagaimana Engkau memberikan berkah
kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim as.” “.
(HR: Bukhari)
1.2.3 6045. Sahabat menanyakan cara bersalawat
6045. Dari Abu Humaid Assa`idiy ra., ia bercerita bahwa para sahabat
berkata: “Wahai Rasulullah saw. bagaimanakah cara kami mengucapkan
sholawat kepadamu?”. Beliau bersabda: “Ucapkanlah ” “Wahai Allah,
berikanlah berkah dan rahmat kepada Muhammad saw., para isteri dan anak
cucu beliau sebagaimana Engkau memberikan berkah dan rahmat kepada
keluarga Ibrahim as. Berikanlah berkah kepada Muhammad saw., para
isteri dan anak cucu beliau sebagaimana Engkau memberikan berkah kepada
keluarga Ibrahim as., sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha
Pemurah” “.
(HR: Bukhari)
1.3 BAB SURGA dan NERAKA
1.3.1 1442. Rasulullah saw Melihat Bidadari dan Istana Umar ra di dalam mimpi
Dari Abu Hurairah ra: Ketika kami berada di dekat Rasulullah saw,
beliau bersabda: ‘ketika saya sdg tidur, saya melihat diri saya dalam
surga. Tiba-tiba ada seorang perempuan sedang mandi di sebelah sbuah
istana. Lalu saya bertanya: ‘kepunyaan siapakah istana ini?’ jawabnya:
‘kepunyaan Umar bin Khattab’. Saya ingat akan cemburunya, lalu saya
pergi mmbelakang. Umar lalu menangis, sambil berkata:’Wahai Rasulullah
masa saya cemburu kepadamu?’ HR. Shahih Bukhari no. 1442
1.3.2 1452. Siksa Bagi Orang yang Menasehati tapi Tidak Melaksanakannya
Dari Usamah ra, katanya: saya mendngar Rasulullah saw bersabda:Ada
seorang laki-laki dihadapkan pada hari kiamat,lalu dicmpakkan ke dlm
neraka,maka keluarlah ususnya,kemudian ia berputar-putar sbgmana
keledai berputar-putar di sekitar gilingan. Isi neraka lalu berkumpul
di kelilingnya sambil berkata, wahai fulan, bgmana keadaan engkau?
Bukankah engkau pernah menyuruh kami berbuat baik dan melarang kami
berbuat jahat? Jawab orang itu: saya pernah menyuruh kamu berbuat baik
tetapi saya sndiri tiada mengerjakannya. Saya pernah mencegah kamu
berbuat jahat, tetapi saya sendiri mengerjakannya. HR.Shohih Bukhori
no. 1452
1.3.3 1468. Ruh Bagaikan Tentara yang Berbaris
Dari Aisyah ra katanya: saya mendengar Nabi saw berkata: ruh (jiwa)
itu bagaikan tentara yang berbaris. Mana yg bersesuaian berdampinganlah
dia dan mana yang bertentangan berjauhanlah ia. HR.Shahih Bukhari no.
1468
1.3.4 1467. Wanita dari Tulang Rusuk Yang Bengkok
Dari Abu Hurairah ra, katanya: Rasulullah saw bersabda: ajarilah
wanita itu dg cara sebaik-baiknya,karena sesungguhnya perempuan itu
dijadikan dari tulang rusuk. Dan tulang rusuk yang paling bengkok
adalah yang di atas sekali. Jika engkau paksa meluruskannya, niscaya
patah, dan jika engkau biarkan saja, niscaya tetat bengkok. Sebab itu
nasehatilah perempuan itu dg cara sebaik-baiknya. HR Shohih Bukhori 1467
1.4 BAB BERLINDUNG DARI SYETAN
1.4.1 1453. Berhentilah Memikirkan Siapa Yang Menjadikan Tuhan
Hadist Shahih Bukhori no. 1453 Bab Berlindung dari Setan
Dari Abu Hurairah ra, katanya: ” Rasulullah saw bersabda, ” Setan akan
datang kepada seorang dari kamu lalu berkata: “Siapa yang menjadikan
ini? Siapa yang menjadikan itu?” sampai ia berkata: “Siapa yang
menjadikan Tuhanmu”. Apabila sampai pada pertanyaan demikian, hendaklah
orang itu memohon perlindungan kepada Tuhannya dan hendaklah berhenti
memikirkannya.”
1.4.2 1465. Seorang Yahudi yang Masuk Islam dicela Kaumnya
Hadist Shohih Bukhori no. 1465 dari Bab Berlindung dari Syetan
Dari Anas ra, katanya, “ Ketika sampai kepada Abdullah bin Salam kabar
kedatangan Rasulullah saw ke Madinah, ia pun datang menghadap beliau,
lalu berkata,” Saya hendak bertanya kepada Anda tentang tiga perkara,
tidak ada yang mengetahuinya melainkan Nabi.
Apakah permulaan tanda kiamat?
Apakah permulaan makanan yang dimakan oleh penghuni surga?
Apa sebabnya anak menyerupai ayahnya dan apa sebabnya menyerupai ibunya?”
Rasululalh saw bersabda,” Baru sebentar ini Jibril mengabarkan semua
itu kepada saya”. Kata Anas: Abdullah berkata, “ Jibril itu ialah musuh
orang Yahudi”.
Rasulullah saw bersabda, “Adapun permulaan tanda kiamat, ialah api yang
mengumpulkan manusia dari timur ke barat. Adapun permulaan makanan yang
dimakan isi surga, ialah tambahan hati dari ikan besar. Dan adapun
perumpamaan anak, bahwa seorang laki-laki bila bersetubuh dengan
perempuannya, jika airnya mendahului air istrinya, anak itu serupa
dengan bapaknya. Jika dahulu air perempuan, anak itu serupa dengan dia
(ibunya).”
Abdullah berkata,” Saya mengakui bahwa sesungguhnya orang Yahudi itu
kaum pendusta. Jika mereka tahu saya masuk Islam sebelum Anda
menanyakan kepada mereka, niscaya mereka akan menuduh saya pendusta di
dekat tuan.”
Kemudian orang-orang Yahudi datang dan Abdullah masuk ke dalam rumah.
Rasulullah saw bertanya,”Bagaimanakah keadaan Abdullah bin Salam dalam lingkungan kamu?”
Mereka menjawab,” Ia seorang yang amat pandai dan anak orang yang amat
pandai di antara kami. Ia seorang yang paling baik dan anak orang yang
palik baik diantara kami.” Rasulullah saw bertanya,” Bagaimanakah
pendapat kamu jika Abdullah memeluk agama Islam?”
Kata mereka,” Dilindungi (dijauhkan) Tuhan kiranya ia dari hal yang demikia!”
Maka keluarlah Abdullah kepada mereka, lalu berkata,” Saya mengakui,
bahwa tiada Tuhan (ilah) melainkan Allah, dan saya mengakui bahwa
sesungguhnya Muhammad Pesuruh Allah”. Orang-orang Yahudi lalu berkata,”
Dialah orang yang paling jahat dan anak orang yang paling jahat
diantara kami”. Mereka pun mencelanya bersama.
2 HR SHOHIH MUSLIM
2.1 BAB JIHAD
2.1.1 1786. Tidak Boleh Ikut Jihad Kecuali Masuk Islam Dulu
Dari ’Aisyah ra, istri Nabi saw katanya,”Ketika Rasulullah saw pergi ke
Badar, maka tatkala beliau sampai di Harratil Wabarah, beliau ditemui
oleh seorang laki-laki yang terkenal gagah berani. Para sahabat
Rasulullah saw merasa gembira ketika melihat kedatangannya. Dia berkata
kepada Rasulullah saw, ”Aku sengaja mengikuti Anda, karena ingin
berperang di pihak Anda dan bersama-sama dengan Anda.” Tanya Rasulullah
saw, ”Apakah Anda sudah beriman dengan Allah dan Rasul-Nya?” Jawab
orang itu, ”Tidak!” Sabda Rasulullah saw, ”Kambalilah Anda! Aku
sekali-kali tidak membutuhkan pertolongan orang musyrik.” Kata ’Aisyah,
”Maka pergilah orang itu.” Tetapi setelah kami sampai dekat sebatang
pohon, orang itu datang kembali menemui Rasulullah saw, lalu dia
berkata pula seperti semula. Maka bertanya pula Rasulullah saw
kepadanya seperti semula. Sabda beliau, ”Pergilah Anda! Aku sekali-kali
tidak membutuhkan pertolongan orang musyrik.” Maka pergilah dia.
Kemudian, tatkala kami sampai di Baida’, dia datang kembali. Rasulullah
saw bertanya pula kepadanya seperti semula, ”Apakah anda sudah beriman
dengan Allah dan Rasul-Nya?” Jawab orang itu, ”Ya, aku beriman!” Maka
sabda Rasulullah saw, ”Mari, Teruslah jalan!”
3 HR TIRMIDZI
3.1 BAB KITABU SHIFATIL QIYAMAH
3.1.1 2440. Pena Telah Diangkat dan Lembaran Telah Kering
Ibnu Abbas ra: Rasulullah saw mengatakan kepadanya: ”Hai anak muda,
sesungguhnya aku akan memberimu beberapa pelajaran, yaitu: peliharalah
Allah, niscaya Dia akan balas memeliharamu; Peliharalah Allah, niscaya
kamu akan menjumpai-Nya di hadapanmu; jika kamu meminta, mintalah
kepada Allah; dan jika kamu memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah.
Ketahuilah, sesungguhnya andaikata seluruh umat bersatu-padu untuk
memeberi suatu manfaat kepadamu, niscaya mereka tidak akan dapat
memberikannya kepadamu, kecuali Allah telah menetapkannya atasmu. Dan
andaikata mereka bersatu-padu untuk menimpakan suatu bahaya kepadamu,
niscaya mereka tidak akan dapat membahayakanmu, kecuali sesuatu yang
telah Allah menetapkannya atasmu. Qolam (pena) telah diangkat dan
lembaran catatan telah mengering. (HR. Tirmidzi, Kitabu Shifatil
Qiyamah 2440, dan Ahmad, Musnad Bani Hasyim 2537)
4 IBNU HAJAR
4.1 BULUGHUL MAHRAM
4.1.1 Mengucapkan Basmallah Ketika Mulai Wudhu
Dari Abi Hurarah ra. Ia berkata: telah bersabda Rasulullah saw:
tidak wudlu bg orang yg tidak menyebut nama Allah padanya. Dikeluarkan
oleh Ahmad dan Abu Dawud dan Ibnu Majah dg isnad yg lemah. Dan bg
Tirmidzi dari Said bin Zaid dan Abi Said seperti itu juga. Berkata
Ahmad: tidak tsabit sesuatu pada Hadist tsb. Ket: kata Ahli Hadist, ada
banyak riwayat tentang membca basmalah pada permulaan wudlu, walaupun
masing-masing lemah, tetapi lantaran saling menguatkan yg lain-nya,maka
kita percya bhwa Nabi saw ada membaca basmallah di permulaan wudlu.
ref: Bulughul Mahran terjemah, Ibnu Hajar Al-’Asqolani
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasalam bersabda ” Sesungguhnya Allah
tidak memandang pada jasad2 dan rupa2 kamu, akan ttp dia memandang
kepada hati dan amal kamu” (HR. Muslim – Shahih)
Syarah: sy ambil dr riyadush shalihin, utk membantah syubhat, kt2 “yg
penting hatinya”, keshalehan hati terpncr dr gerak fisik, baik ht mk
baik pl prlaku jsd
Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasalam
bersabda, “Jika kamu melakukan jual beli scr kredit dgn tambahan harga,
mengambil ekor2 sapi (riba) dan kamu merasa puas dgn tanamanmu serta
kamu meninggalkan jihad, niscaya Allah akan menimpakan kehinaan padamu
yg tdk akan di cabut hingga kamu kembali tunduk patuh pd agama kamu”
(Jamiush Shaghir no. 423 – Shahih)
Dari Abu Musa, ia berkata: Telah datang seorang laki2 pd Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasalam, lalu ia bertanya, “Seseorang yg berperang
demi mendapatkan harta rampasan, dan seseorang yang berperang demi
mengejar popularitas dan seseorang yang berperang guna menunjukkan
kehebatannya, lalu siapakah yg dijalan Allah?” Maka Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasalam menjawab, “Barangsiapa yg berperang utk
menjadikan kalimat Allah yg tertinggi, maka itulah jihad di jalan
Allah” (Muttafaq Alaih, Tirmidzi, Ibnu Majah – Shahih)
Tidak boleh seseorg iri thd org lain kecuali dlm 2 hal; yg dberi
pngertian ALQuran lalu ia gunakan sbg pdoman amalnya siang malam dan
seorg yg d beri Allah kekayaan harta lalu ia membelanjakannnya siang
malam utk sgala amal kbaikan (HR Bukhari-Muslim)
5 KUMPULAN HADIST BERDASARKAN TEMA
5.1 BAB AL QURAN
5.1.1 Jawaban Kaum Jin Ketika Dibacakan Surat Ar Rahman
Dari Jabir radhiallahu ‘ahu, ia berkata, “Rasulullah Shalallahu ‘alaihi
wa salam pernah keluar menemui para sahabat dan membacakan surat Ar
Rahman kepada mereka dari awal sampai akhir, sementara merekah hanya
diam. Lalu Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda,”Aku telah
membacakan surat ini kepada kaum jin pada malam pertemuan dengan kaum
jin. Ternyata mereka lebih bagus jawabannya daripada kalian. Setiap
kali aku sampai pada firman-Nya: ’Fabi ayyi ala irobbikuma tukadzdziban
(Maka nikmat Tuhan kalian yang manakah yang kalian dustakan?)’ Mereka
berucap, ’La bi syaiin min ni’amika robbana nukadzdzib, falakal hamdu
(Tidak ada satupun dari nikmat-Mu wahai Tuhan kami yang kami dustakan.
Segala puji hanya bagi-Mu)’.”
Shahih Tirmidzi 3291, Ash Shahiha 2150
5.2 BAB BERCANDA
5.2.1 Celaka Orang yang Bercanda tapi Dusta
Celaka bagi orang-orang yang berbicara(mengabarkan) sedangkan dia
dusta (dalam pembicaraannya) supaya suatu kaum tertawa maka celakalah
bagi dia, celakalah bagi dia”.[Hadits Hasan, dikeluarkan oleh Hakim
(I/46), Ahmad (V/3-5) dan At-Tirmidzi (2315)]
Mengiringi hadits ini Syaikh Islam berkata,’Dan sungguh Ibnu Mas’ud
berkata, Sesungguhnya dusta itu tidak benar baik sungguh-sungguh maupun
bercanda.
5.2.2 Istana di Surga Bagi Yang Meninggalkan Debat dan Canda tapi Dusta
Aku adalah penjamin sebuah istana di taman surga bagi siapa saja
yang menghindari bertikaian (perdebatan) sekalipun ia benar; dan
(penjamin) istana di tengah-tengah surga bagi siapa saja yang
meninggalkan dusta sekalipun bercanda (HR. Abu Daud dan dinilai hasan
oleh Al-Albani).
5.3 BAB MENIKAH
5.3.1 Wanita Terbuat dari Tulang Rusuk Yang Paling Bengkok
Rasulullah shalallahu ’alaihi wa salam bersabda, ”Berbuat baiklah
kepada kaum perempuan karena mereka diciptakan dari tulang rusuk yang
paling bengkok. Tulang rusuk yang paling bengkok terletak pada bagian
yang paling atas. Jika engkau keras meluruskannya, niscaya engkau akan
mematahkannya, tetapi jika engkau biarkan, niscaya akan tetap bengkok.”
HR Bukhori dan Muslim
5.3.2 Mendoakan anak agar dikasihi Allah dan orang lain
Dari Abu Hurairah radhiallahu ’anhu katanya,” Pada suatu hari Nabi
shalallahu ’alaihi wasalam keluar (rumah). Beliau tidak bicara kepadaku
dan aku pun tidka bicara pula kepada beliau. Sampai di pasar Bani
Qainuqa’, beliau duduk di halaman rumah Fatimah, lalu beliau bersabda,”
Adakah anak kecil di situ? Adakah anak kecil di situ?” Fatimah
menahannya sebentar, mungkin ia sedang memakaikan kalung atau
memandikan anak itu. Tidak lama kemudian datanglah anak kecil itu
dengan tergesa-gesa, lalu dipeluk dan diciumnya. Beliau berdo’a,” Wahai
Allah! Kasihilah (Cintailah) ia dan Kasihilah (Cintailah) orang yang
mengasihi (mencintai) nya.”
Shahih Bukhari 1046
5.3.3 Larangan memberi bergelar dengan gelar Nabi
Dari Anad bin Malik radhiallahu ’anhu, katanya,” Pada suatu waktu
ketika Nabi shalallahu ’alaihi wasalam sedang berada di pasar, seorang
laki-laki memanggil beliau, katanya,”Hai, Abu Qasim!” Nabi shalallahu
’alaihi wasalam melenggong kepadanya. Maka kata laki-laki tersebut,”
Saya memanggil orang ini”. Sabda Nabi shalallahu ’alaihi wasalam,”
Berilah nama dengan namaku, tetapi jangan kamu bergelar dengan gelarku.”
Shahih Bukhari 1045
5.3.4 Hak-hak Suami dan Istri disampaikan pada Haji Wada’
Sulaiman bin Amr bin Al Ahwash, ia berkata,”Ayahku menceritakan kepada
kami: Ia hadir pada haji wada’ bersama Rasulullah shalallahu ’alaihi
wasalam. Beliau shalallahu ’alaihi wasalam memuji dan menyanjung Allah,
lalu menyampaikan peringatan dan nasihat –perawi menyebutkan suatu
kisah di dalam hadist ini- Rasulullah shalallahu ’alaihi wasalam
bersabda,’Perhatikanlah! Berwasiatlah dengan kebaikan kepada kaum
perempuan, karena kaum perempuan adalah tawanan yang berada di tangan
kalian. Kalian tidak memilihi suatu (hak untuk berbuat) apapun darinya
melainkan hanya itu, kecuali kalau mereka jelas-jelas melakukan
perbuatan keji. Jika mereka melakukan perbuatan tercelah, maka jauhilah
tempat tidurnya dan pukullah dengan pukulan yang tidak melukai. Jika
mereka taat kepadamu, maka kalian jangan mencari jalan untuk
menyusahkannya. Sesungguhnya kaum perempuan mempunyai hak kepada kalian
dan kalian mempunyai hak kepada mereka. Hak-hak kalian kepada mereka
adalah mereka tidak boleh mempersilahkan orang lain yang kalian benci
tidur di tempat tidur kalian dan mereka tidak boleh memberi ijin kepada
orang yang kalian benci untuk masuk ke dalam rumah kalian. Hak-hak
mereka kepada kalian adalah kalian harus berbuat baik kepada mereka
dalam masalah sandang dan pangan’.”
Hasan Tirmidzi 1163, Ibnu Majah 1851
5.3.5 Seorang pezina tidak mempunyai hak terhadap anaknya
Abu Hurairah, ia berkata,” Rasulullah shalallahu ’alaihi wa salam
bersabda,’Anak itu untuk bapaknya, sedangkan bagi pezina tidak
mempunyai hak terhadap anak tersebut.”
Shahih Tirmidzi 1157, Muttafaq ’Alaih
5.3.6 Jika berhasrat pada seorang wanita segera datangi istri
Jabir bin Abdullah, ia berkata,”Nabi shalallahu ’alaihi wa salam pernah
melihat seorang perempuan, maka Nabi segera masuk ke rumah Zainab dan
menunaikan hajatnya (berjimak dengannya). Kemudian beliau keluar dan
bersabda,’Sesungguhnya kalau perempuan sedang menghadap, maka ia
menghadap dalam bentuk syetan. Apabila seseorang di antaramu melihat
perempuan yang menggugah hasratnya maka datangilah istrinya, karena
yang ia punyai sama seperti yang dipunyai istrinya.”
Shahih Tirmidzi 1158, Silisilah Ahadist Shahihah 235
5.3.7 Seandainya boleh, istri diperintahkan sujud kepada suami
Abu Hurairah, dari Nabi shalallahu ’alaihi wasalam bersabda,
”Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk bersujud, maka aku
akan memerintahkan seorang perempuan untuk sujud kepada suaminya.”
Hasan Shahih Tirmidzi 1159, Ibnu Majah 1853
5.3.8 Kewajiban istri memenuhi hasrat suami
Thalq bin Ali, ia berkata, ”Rasulullah shalallahu ’alaihi wasalam
bersabda,’Jika seorang lelaki mengajak istrinya untuk memenuhi
kebutuhannya (jima’) maka istrinya wajib memenuhi, meskipun ia sedang
berada di dapur’.”
Shahih Tirmidzi 1160, Al Misykah (3257), Silsilah Ahadist Shahihain (1202)
5.3.9 Mukmin terbaik adalah yang paling baik terhadap istri
Abu Hurairah, ia berkata,” Rasulullah shalallahu ’alaihi wa salam
bersabda,’Seorang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang
paling baik budi pekertinya, dan sebaik-baik kalian adalah yang paling
baik terhadap istrinya.’
Shahih Tirmidzi 1162, Silisilah Ahadist Shahihah 284
5.3.10 Cemburunya Allah ketika mukmin melakukan maksiat
Abu Hurairah, dia berkata,”Sesungguhnya Allah mempunyai rasa cemburu.
Orang Mukmin juga mempunyai rasa cemburu. Rasa cemburu Allah adalah
ketika orang mukmin melakukan hal yang diharamkan oleh-Nya.”
Shahih Tirmidzi 1168, Mutafaq ’alaih
5.3.11 Larangan berpergian 3 hari tanpa mahram
Abu Sa’id, ia berkata,” Rasulullah shalallahu ’alaihi wasalam
bersabda,” Seorang perempuan yang beriman kepada Allah dan hari akhir
diharamkan berpergian lebih dari tiga hari, kecuali disertai ayahnya,
saudaranya, suaminya, anaknya, atau orang yang ada hubungan mahram
dengannya.”
Shahih Tirmidzi 1169, Ibnu Majah 2898, Shahih Muslim, dan Shahih Bukhori
5.3.12 Larangan berpergian seharian tanpa mahram
Abu Hurairah, ia mengatakan bahwa Rasulullah shalallahu ’alaihi wasalam
bersabda, ”Janganlah seorang perempuan berpergian dalam masa satu hari
satu malam, kecuali bersama mahramnya.”
Shahih Tirmidzi 1170, Ibnu Majah (2899) dan Muttafaq ’alaih
5.3.13 Saudara Ipar adalah Maut (Kematian/Bahaya)
Uqbah bin Amr, ia mengatakan bahwa Rasulullah shalallahu ’alaihi
wasalam bersabda, ”Jauhilah oleh kalian masuk pada kaum perempuan.”
Seorang lelalki dari kaum Anshor bertanya”Wahai Rasulullah! Bagaimana
dengan saudara iparnya?” Rasulullah shalallahu ’alaihi wasalam
bersabda,” Saudara ipar adalah kematian (bahaya sangat besar).:
Shahih Tirmidzi 1171, Ghayatul Maram (181) dan Muttafaq ’alaih
5.3.14 Larangan masuk ke rumah perempuan yang suaminya sedang pergi
Jabir radhiallahu ’anhu dari Nabi Shalallahu ’alaihi wa salam, beliau
bersabda, ” Janganlah kalian masuk kepada perempuan-perempuan yang
ditinggal pergi suaminya, karena sesungguhnya syetan mengalir pada diri
kalian semua dengan mengikuti aliran darah.” Kami bertanya,” Termasuk
engkau?” Nabi Shalallahu ’alaihi wa salam menjawab,”Termasuk aku,
tetapi Allah menolongku, sehingga aku selamat.”
Shahih Timidzi 1172, Shahih Abu Daud (2134, 1133), Takhrijus-Sirah 65
5.3.15 Syetan menghiasi perempuan ketika keluar
Abdullah dari Nabi Shalallahu alaihi wa salam, beliau bersabda,”
Perempuan adalah aurat. Ketika perempuan keluar, maka syetan
menghiasinya (dalam pandangan laki-laki).”
Shahih Tirmidzi 1173, Al Misykah 3109, Irwa’ Al Ghalil 273, Ta’liq ’Ala Ibnu Khuzaimah 1685
5.3.16 Bidadari mencela istri yang menyakiti suaminya
Muadz bin Jabar radhiallahu ’anhu dari Nabi Shalallahu alaihi wa
salam, beliau bersabda, ”Tidaklah seorang perempuan menyakiti suaminya
di dunia melainkan istri bidadarinya (di surga nanti) akan berkata,
’Janganlah engkau menyakitinya. Semoga Allah membalasmu, karena
sesungguhnya dia di sampingmu sebagai tamu yang sebentar lagi akan
berpisah darimu dan akan datang kepadaku’.” Shahih Tirmidzi 1174, Ibnu
Majah 2041
5.4 BAB SURGA
5.4.1 Ahli Surga Wajahnya Seperti Sinar Purnama Memiliki Dua Istri
Dari Abu Sa’id, dari Nabi Shalallahu ’alaihi wa salam,” Sesungguhnya
raut wajah rombongan pertama yang masuk surga pada hari Kiamat adalah
seperti sinar rembulan pada malam bulan pertama. Sedangkan rombongan
yang kedua seperti sebaik-sebaik bintang yang bercahaya di langit.
Setiap lelaki dari mereka memiliki dua istri. Masing-masing istri itu
memiliki tujuh puluh pakaian (persiapan), dan sumsum betisnya terlihat
dari balik pakaiannya itu.”
Shahih Tirmidzi 2535, Ash Shahihah 1736, Al Misykat 5635, At Ta’liq Ar Raghib 261
5.5 BAB NERAKA
5.5.1 Al Jahannamiyun Penghuni Surga dari Neraka
Dari Imran bin Hushain, dari Nabi Shalallahu ’alaihi wa salam, beliau
bersabda, ”Sungguh suatu kaum dari ummatku kelak akan keluar dari
neraka dengan syafaatku. Mereka disebut sebagai ahli jahannam (Al
Jahannamiyun).”
Shahih Tirmidzi 2600, Ibnu Majjah 4315, Al Bukhari
5.5.2 Kulit Gusi dan Tempat Duduk Ahli Neraka
Dari Abu Hurairah, dari Nabi Shalallahu ’alaihi wasalam,” Sesungguhnya
tebal kulit orang kafir itu empat puluh dua hasta, gusinya seperti
gunung Uhud dan tempat duduknya di neraka Jahannam seperti jarak antara
Makkah dan Madinah.”
Shahih Tirmidzi 2577, Al Misykah 56755, Ash Shahihah 1105, Azh Zhilal 610
5.5.3 Mayoritas Penghuni Surga dan Neraka
Ibnu Abbas berkata, Rasulullah shalallahu ’alaihi wa salam
bersabda,”Aku pernah menengok ke surga, aku melihat penghuni yang
paling banyak adalah kaum fakir. Aku menengok ke neraka, aku melihat
penguni terbanyaknya adalah kaum wanita.”
Shahih Tirmidzi 2602, Muttafaq ’Alaih
5.5.4 Siksaan Yang Paling Ringan Bagi Ahli Neraka
Dari An-Nu’man bin Basyir, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam
bersabda,”Sesungguhnya siksaan paling ringan bagi ahli neraka pada hari
Kiamat adalah seseorang yang pada lekuk kedua telapak kakinya terdapat
dua bara, di mana otaknya mendidih karena bara itu.”
Shahih Tirmidzi 2604, As Shahihah (1680), Muttafaq Alaih
5.5.5 Mayoritas Sifat Ahli Surga dan Ahli Neraka
Haritsah bin Wahab Al Khuza’i berkata: Aku mendengar Nabi shalallahu
’alaihi wa salam bersabda ,” Maukah kalian aku beritahukan tentang ahli
surga? Yaitu setiap orang yang lemah dan dipandang lemah (oleh orang
lain). Jika ia bersumpah kepada Allah, maka niscaya dia melaksanakannya
(sumpah itu). Maukah kalian aku beritahukan tentang ahli neraka? Yaitu
setiap orang yang keras kepala, kasar, dan sombong.”
Shahih Tirmidzi 2605, Ibnu Majah 4116, Muttafaq alaih